Tuesday, November 1, 2011

Bentuk Baru Sistem Pendidikan Islam di Indonesia (Sistem Alternatif)

Bentuk Baru Sistem Pendidikan Islam di Indonesia (Sistem Alternatif)

Ada dua bentuk kegiatan pendidikan di Indonesia yang perlu mendapat perhatian dari kalangan ahli pendidikan Islam di Indonesia. Bentuk-bentuk itu hamper pasti mendukung usaha pendidikan agama Islam di Indonesia. Kegiatan pendidikan itu mempengaruhi orang untuk beragama Islam dan atau meningkatkan keislaman seseorang. Bentuk-bentuk yang dimaksud ialah (1) pesantren kilat dan (2) perguruan silat tenaga dalam.
            Kedua bentuk ini mungkin saja pada suatu ketika akan berkembang sebagai suatu system pendidikan. Bentuk pertama lebih jelas sistemnya dibandingkan dengan bentuk kedua. Pendidikan agama Islam dipesantren kilat jauh lebih jelas daripada pendidikan agama Islam pada perguruan silat tenaga dalam. Bentuk pertama sudah agak dikenal umum, betuk kedua agaknya belum banyak diketahui orang. Bentuk pertama sudah agak lama dikenal banyak mempunyai permasalahan, sedangkan bentuk kedua agaknya banyak mengandung persoalan. Kedua-duanya perlu mendapat perhatian.
            Kedua bentuk ini sebenarnya amat menarik perhatian. Pesantren kilat berkembang secara luar biasa sejak tahun 1980-an bentuk ini semakin berkembang kearah pendidikanpesantren gaya lama, suatu perkembangan yang bukan mustahil menuju arah yang lebih benar. Perguruan silat tenaga dalam mengandung persoalan-persoalan yang amat pelik ; diperlukan “ kacamata “ khusu untuk memahaminya, katakanlah diperlukan paradigma khusus untuk menelitinya: paradigma mistik. Menarik,kan?

Pesantren Kilat
Istilah pesantren pasti sudah dikenal oleh orang Islam di Indonesia. Itu adalah nama lembaga pendidikan Islam yang paling tua di Indonesia. Pada lembaga pesantren biasannya ada kiai, ada santri, ada kegiatan membaca kitab kuning, ada pondokan santri, dan ada masjid. Itulah kira-kira “ sarat ” untuk disebut pesantren. Pesantren kilat itu apa ?.
            Pada sekitar tahun 1970-an orang-orang di departemen agama pusat saya dengar mengirimkan anaka-anak mereka ke pesantren Gontor bila dating saat libur sekolah. Disana mereka mondok dan belajar agama, Ya, selama libur tersebut. Itulah mungkin asal usul persntren kilat. Kemudian, sejak tahun 1980-an, dikota Bandung banyak sekali orang yang menyelenggarakan pesantren kilat. Menjelang libur  orang mengedarkan pengumuman, kadang-kadang lewat surat kabar, bahwa akan dibuka pesantren kilat yang umumnya diadakan dimesjid. Lamanya berkisar dari 7 sampai 30 hari. Disana diajarkan membaca al-Qur’an, keimanan, Islam, fikih (ibadah), dan akhlak. Pkoknya materi-materi pelajaran yang sering disebut bahan pengajaran agama.
            Peserta pesantren kilat itu ada yang menginap ditempat pengajian, ada juga yang tidak. Yang menginap itu biasanya pesantren kilat yang diadakan di pesantren. Jadi, yang terakhir  ini boleh dikatakan “ pesantren mengadakan pesantren kilat ”.
            Apa yang mendorong suburnya pesantren kilat? Dari berbagai penelitian kecil dapat diketahui motif orang tua memasukan anaknya ke pesantren kilat.
            Pertama, agar anaknya tidak nakal, orang tua sekarang khawatir sekali terhadap perkembangan akhlak anaknya. Sudah banyak gejala kenakalan anak remaja. Misalnya sering berkelahi, ngompas, nongkrong, minum-minuman keras dan sejenisnya, kenakalan seksual, sampai menggunakan narkotika. Kenakalan ini ada yang berujung pada tindakan-tindakan kejahatan, misalnya mencuri kecil-kecilan, yang pada gilirannya berkembang menjadi perampok. Pokoknya, kenakalan remaja dalam bentuk kecil tadi biasanya berujung pada kejahatan.
            Orang tua anak tidak ingin anaknya demikian. Dalam hal ini mereka memasukannya ke pesantren kilat dengan tujuan agar anaknya tidak nakal seperti digambarkan diatas. Mereka tidak terlalu mementingkan tujuan lain seprti agar anaknya mengetahui ajaran agamaatau agar anaknya tekun mengerjakan shalat. Tujuan orang tua sederhana saja : agar anaknya tidak nakal.
            Untuk menjaga agar anak tidak nakal, sebenarnya orang tua dapat saja menitipkan anaknya pada kepolisian, atau pada departemen kehakiman (unit pengentasan anak dan remaja), tetapi itu untuk orang terkenal tidak tepat, katanya. Karena disangka orang anaknya sudah nakal, nanti jikaa ketahuan oleh wartawan berabe juga. Padahal, anaknya belum nakal, atau nakalnya baru sedikit saja. Nah, serahkan saja pada pesantren kilat. Bagi golongan kedua ( bukan untuk kepentingan orang tua), menitipkan anak kepada kepolisian atau kepada pengentasan anak dan remaja tentu mendapat kesulitan juga, pertama, anaknya memang belum nakal, kedua mungkin juga diperlukan juga biaya. Lebih dari itu semua, penyerahan kepada lembaga resmi itu akan dirasakan terlalu pormal. Maka serahkan saja kepada pesantren kilat agar anaknya tidak nakal, atau yang sudah sedikit nakal agar sembuh. Yang sudah benar-benar nakal tidak akan mungkin mau dimasukan ke pesantren kilat. Itulah kira-kira motif pertama.
Kedua, motif mengisi waktu,. Disini orang tua memasukan anaknya ke pesantren kilat dengan maksud mengisi waktu luang (karena libur ). Rupanya orang tua tahu bahwa waktu luang bagi anak dan remaja adalah waktu yang amat berbahaya bila tidak diisi dengan atau dialihkan kepada kegiatan positif. Ini baik .
            Ketiga, anak remaja adalah orang yang kelebihan energi. Bila tidak disalurkan dengan tepat, itu akan sangat berbahaya. Tatkala sekolah tidak libur, energi itu digunakan untuk belajar disekolah. Malam belajar, pagi-pagi berangkat kesekolah, disekolah belajar, pulang dari sekolah badan dan mental mereka sudah payah, lantas istirahat: malamnya kembali mengerjakan pekerjaan rumah. Demikian seterusnya. Energi remaja itu terpakai semuanya. Nah, tatkala libur bagaimana? Penyaluran energi itu dapat saja (dan ini mudah sekali) kepadaq hal-hal negative,yaitu kenakalan. Untuk mengisi waktu libur itu orang tua memasukan anaknya ke pesantren kilat. Mereka tidak peduli benar, apakah iman anaknya akan meningkat, apakah pengetahuan agamanya akan bertambah, apakah shalatnya akan bertambah baik dan bertambah rajin. Yang penting, mereka tidak ngeluyur mengisi waktu luangnya itu.
Ketiga, menutupi kekurangan pendidikan agama disekolah . ada juga orang tua yang memasukan anaknya ke pesantren kilat karena merasa pendidikan agama Islam yang diperoleh anaknya disekolah masih kurang. Misalnya anaknya belum mampu membaca alQur’an, belum dapat membaca do’a, belum dapat berkhotbah, atau belum berani menyembelih ayam. Lantas anak itu dimasukan ke pesantren kilat denga tujuan aga pengetahuan agamanya menjadi semakin lengkap dan mengamalkan ajaran agamannya itu sehari-hari.
Untuk membuktikan bahwa pendidikan agama disekolah kurang berhasil (sekalipun bukan gagal) mudah saja, yaitu mash banyaknya murid yang tidask mengerjahkan shalat, yang suka berbohong, bahkan mencuri dan melakukan berbagai tindakan yang merupakan pelanggaran ajaran agama.maka hasilnya ialah siswa yang memahami, meyakini, dan mengamalkan ajaran agama. Nyatanya ialah murid-murid kita pada umumnya agak banayk faham lebih sedikit amal, boleh diakatakan kosong dalam iman. Rasa beragama kurang sekali dibina oleh guru-guru disekolah ; mereka mati matian membina pemahaman dan sedikit membina pengamalan. Hasilnya ialah murid-murid mengerti agama, tetapi mereka belum beragama. Mereka mengetahui (kognitif) shalat itu wajib, tetapi tidak atau jarang shalat. Mereka tahu bahwa tuhan maha mengetahui, tetapi membohongi orang tuanya, disangkanya tuhan tidak mengetahui kebohongan itu. Jadi, mereka tahu agama, tetapi belum beragama.
Intinya agama ialah iman ; iman itu dihati. Dalam al-Qur’an surat al hujarat ayat 14 dikatakan bahwa seorang arab datang menghadap Nabi Muhamad SAW. Sambil berkata, “kami telah beriman.” Nabi mengatakan, “jangan kalian katakana kami telah beriman, katakan saja kami telah tunduk karena iman itu belum masuk ke dalam hait kalian.” Jadi, rupanya iman itu bukan dikepala ; iman itu didalam hati. Inilah masalah besar itu. Sampai saat ini guru-guru kita hanya mengerjakan agama untuk diketahui, bukan menanamkan rasa beragama yang dapat membentuk sikap iman kepada tuhan. Makanya, jangan kaget bila didalam buku rapor nilai agamanya sembilan, tetapi dirumah anak itu malas shalat, suka juga berbohong, dan sebagainya. Yang ada didsalam buku rapor itu ialah gambaran pengetahuannya, bukan agamanya. Yang agama ialah menjalankan shalat itu, jujur itu. Jadi, jelas bahwa pendidikan agama disekolah memang hasilnya kurang memuaskan.
Kenyataan itu diketahui dan menggelisahkan orang tua murid. Mereka bertanya didalam hati : mengapa anaknya tidak beragama ? mereka melihat ada jalan untuk menambah pendidikan agama yang kurang itu, yakni dengan cara memasukan anaknya ke pesantren kilat.
Apakah setiap remaja mau masuk ke pesantren kilat? Nyatanya hanya sedikit yang benar-benar mau,  sebagian lagi mau karena terpaksa. Sebenarnya anak-anak itu lebih senang mengisi liburnya dengan acara mengembara, kedaerah wisata, misalnya. Atau kumpul-kumpul dengan teman-temannya, atau kerumah kawan yang tinggal di desa atau dikota lain. Anak orang kaya lebih senang berlibur ke luar negeri. Keinginan seperti ini adalah keinginan yang wajar pada para remaja. Bukankah setelah payah belajar selama satu semester, sebaiknya kita mengistirahatkan badan dan jiwa? Berlibur keluar kota memang salah satu pemanfaatan waktu luang yang baik.
Uraian diatas secara tidak langsung telah memberikan semacam pengarahan tentang apa saja yang sebaiknya diperhatikan oleh penyelenggara pasantren kilat.
(1) Hendaknya pesantren kilat diadakan di pesantren. Artinya, pesantren mengadakan kegiatan pesantren kilat tempatnya. Dipesantren ; mereka mondok di pesantren ; tata caranya tata cara pesantren. Inilah bentuk pesantren kilat yang terbaik dengan hidup di pesantren, dekalipun tidak begitu lama, pengaruh lingkungan pesantren akan ada pada peserta pesantren kilat  tersebut. Pengaruh apa itu, memang sulit dijelaskan. Yang dapat dikatakan ialah kompleks dan tatacara hidup di pesantren jelas berbeda dari kompleks dan tatacara hidup bukan pesantren.
(2) Aturan kehidupan di pesantren kilat hendaknya diatur persis seperti aturan kehidupan di pesantren. Aturan yang penting antara lain ialah hidup sederhana, melayani diri sendiri, melaksanakan ibadah tepat waktu dan gembira, menghormati guru (ulama, kiai), pergaulan islami, dan kerjasama. Oleh karena itu, pemondokan dipesantren tidak boleh mewah ; pasilitasnya sederhana saja.
(3) tradisi pesntren diterapkan pada santri pesantren kilat. Misalnya bangun malam untuk mandi dan shalat, wirid, atau pepujian. Tradisi mencium tangan kiai (ulama) mungkin perlu dihidupsuburkan lagi itulah perilaku lahiriah yang menunjukan kecintaan kepada ulama ; selama ini tradisi itu tergusur oleh gerakan pembaruan. Akan tetapi,  perlu juga dijelaskan kepada peserta bahwa hal itu tidak boleh diartikan sebagai pemitosan seseorang. Pokoknya, sikap hormat serta memuliakan ulama harus dihidupkan lagi.
(4) Kurikulum pesantren kilat cukup dibagi dua  macam, yang berlaku umum dan yang berlaku khusus sesuai dengan tingkat kematangan peserta. Yang berlaku umum ialah yang wajib bagi semua santri, seperti shalat berjamaah, wirid, bila perlu bangun malam shalat tahajud, puasa sunat senen-kamis. Yang berlaku khusus ialah yang ditetapkan berdasarkan kemampuan santri. Pada tingkat dasar brikanlah kurikulum membaca al-Qur’an, pengajaran shalat wajib, dasar-dasar cara beriman (tauhid, aqidah), ditambahkan dengan mata pelajaran berat disekolahnya seperti matematika, IPA, atau bahasa inggris. Pengajaran selain materi agama itu agaknya cukup diberikan secara intensif selama 120 menit setiap hari. Wajib selepas maghrib sampai isyasan selepas subuh sampai terbit matahari. Waktu yang lain dapat dipenuhi dengan mempelajari materi agama. Pukul 09.00 malam hendaknya dudah tidur. Uintuk tingkat lanjutan (sudah mampu membaca al-Qur’an) dapat diberikan pengajaran tafsir al-Qur’an, syarah hadist dan lain-lain, ditambah dengan pelajaran berat di sekolahnya. Dan untuk tingkat tertinggi dipusatkan pada membaca dan membahas kitab kuning dan diskusi pendalaman masalah-masalah pemikiran Islam. Tingkat pertama mungkin setingkat SD, tingkat kedua setingkat sekolah lanjutan, dan tingkat tertinggi setingkat perguruan tinggi.
(5) Biaya pesantren kilat jangan terlalu rendah. Komponen biaya yang perlu ditanggung oleh santri antaralain ialah (a) honor guru, (b) biaya makan, (c) biaya kebersihan, (d) biaya keamanan, (e) sewa pondokan, dan (f) sumbangan bagi sesepuh pesantren. Biaya buku, kitab, foto kopian bahan, bebankan secara insidental.
(6) Kebersihan tempat dan makanan perlu diperhatikan. Kebersihan tempat sebagian diserahkan kepada santri, misalnya kebersihan pondoknya. Sebaiknya disediakan kamar-kamar sederhana yang dapat menampung empat orang setiap kamar. Kebersihan ditanggung oleh santri penghuninya. Kebersihan makanan perlu di perhatikan. Sediakan warung murah, tetapi bersih dan memenuhi standar kesehatan, baik gizi maupun kalorinya. Peralatan tidur, mandi, dan peralatan sehari-hari lainnya harus dibawa sendiri oleh santri.
(7) Kehidupan dederhana benar-benar harus dituntun tanpa pilih bulu. Ini penting karena kemewahan dapat merusak perkembangan anak-anak kita.
Bagaimana dengan pesantren kilat yang diselenggarakan diluar pesantren? Apakah ada manfaatnya? Apa upaya yang dapat dilakukan agar mencapai hasil maksimal?
Pesantren kilat yang diselenggarakan diluar pesantren, seperti di masjid, disekolah, atau ditempat selain itu, juga bermanfaat. Akan tetapi, manfaatnya tidak akan sebesar manfaat pesantren kilat yang diselenggarakan di pesantren. Ada dua kekurangan pesantren kilat diluar pesantren, pertama santrinya tidak dapat menginap (mondok), harus tidak ada suasanan pesantren yang khas itu. Untuk meningkatkan manfaat peantren kilat diluar pesantre mungkin dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut ini.
1. Usahaka agar santri mendapat pemondokan selama kegiatan pesantren kilat berjalan.
2. Usahakan agar ditegakkan tata kehidupan Islami yang mirip dengan di pesantren. Shalat, wirid,
    pepujian, dan membaca al-Qur’an dapat dilakukan mendekati cara dipesantren.
3. Kurikulum dapat diatur seperti kurikulum pesantren kilat di pesantren sekalipun tidak mungkin
    persis sama.
Pergururan Silat Tenaga Dalam
Saya minta perhatian anda terhadap perguruan silat tenaga dalam, yang ternyata banyak yang melakukan tugas mendidik anak-anak nakal. Orang-orang berguru, meminta “ilmu” atau meminta”perlindungan” kepada guru di perguruan silat tenga dalam. Bila guru itu seorang muslim, biasanya dasar perguruannya adalah ajaran Islam, ,aka banayk jauga anak nakal yang berguru kesanan akhirnya menjadi penganut Islam yang baik.
            Apa yang dimaksud dengan perguruan silat tenaga dalam? Belum banyak penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya tenaga dalam dan seberapa jauh ia dapat berfungsi sebagai lembaga pendidikan agama Islam. Oleh karena itu, disini belum banyak hal yang dilaporkan. Sekalipun demikian, ada konsep-konsep kecill yang dapat dijelaskan ada kadarnya , sesuai dengan pengertianyang dapat ditangkap dari beberapa penelitian yang dilakukan.
            Sebagian besar tenaga dalam tidak dipahami lewat akal. Diperlukan paradigma tersendiri untuk memahaminya. Paradigma itu barangkali dapat disebut paradigma mistik, yaitu paradigma yang bukan empiris dan bukan logis. Kadang-kadang bukti adanya tenaga dalam dapat disaksikan dengan mata, jadi ia empiris, tetapi mengapa demikian, jadi mengapanya, sebagian tudak dapat dipahami dengan akal. Itulah kira-kira yang dapat dikatakan (oleh saya) tentang tenaga dalam. Yang dibicarakan selanjutnya ialah khusus tenaga dalam untuk perlindungan. Secara umum, yang ini mungkin dapat disebut silat tenaga dalam.
            Kelihatan intinya pengajaran silat tenaga dalam ialah mencari perlindungan dari bahaya (serangan fisik dan nonfisik) dengan tidak banyak atau sama sekali tidak menggunakan tenaga fisik. Belum diketahui secara pasti (oleh saya) seperti apa tenaga dalam itu sebenarnya. Baiklah, tetapi dimana kegiatan silat tenaga dalam yang bernilai pendidikan agama Islam itu? Ikuti kasus berikut ini.
            Seorang anggota kelompok anak nakal mendapat ancaman, mungkin dari boss-nya atau mungkin dari luar kelompoknya. Ia mencari guru yang dapat memberikan kepadanya “ilmu” yang dapat melindunginya. Lantas seseorang mengatakan agar ia berguru kepada si Anu yang mengajarkan tenaga dalam. Lalu ia datang kesana. Disana ia diterima dengan baik, lantas diberi “ilmu”. Untuk meyakinkan ia dicoba, atau ada juga yang tidak dicoba; untuk yang tidak dicoba ini terserah kepada si peminta itu, mau percaya atau tidak. Setelah itu, guru memberi nasihat kira-kira begini:
-  Ilmu ini tidak dapat digunakan untuk menyerang.
-  Ilmu ini hanya melindungi kamu selama kamu percaya kepada Tuhan.
-  Orang yang percaya kepada Tuhanwajib menjalankan perintah dan menjauhi larangan
    NYA.
-  Pantangan keras ilmu ini ialah minuman keras dan zina.
-  Semakin patuh Kamu kepada Tuhan, semakin dilindungi kamu oleh ilmu ini.
Kasus kedua, ada seorang remaja yang ingin memperoleh “jati dirinya”. Itu, menurut pendapatnya, harus memiliki ilmu ghaib. Seperti ilmu kebal, menjatuhkan orang dari jarak jauh, memanggil teman dari jauh,dan sebagainya yang sejenis dengan itu. Anak-anak begini biasanya adalah yang banyak gagal dalam kehidupan, kurang berprestasi di sekolah, gagal dalam percintaan dan pergaulan. Ia ingin memperlihatkan siapa dirinya. Ia memilih perguruan tenaga dalam, dan belajar disana. Memang, kelihatannya apa yang diinginkannya akan dapat diperolehnya, tetapi sang guru tidak akan begitu sajamemberikan ilmu kepadanya. Ia harus berjuang lebih dahulu.umpamanya harus membersikan dirinya lebih dahulu dan menghaluskan tenaga batin. Sang guru berkata bahwa semua itu milik Allah dan akan diberikan kepada orang yang dikehendaki-NYA. Penuntut ilmu haruslah orang yang berjalan di jalan Allah. Ilmu tidak akan digunakan untuk kejahatan. Selanjutnya, seperti tadi; ia harus bertaubat, shalat, meninggalkan dosa, terutama zina dan minuman keras.
            Kasus ketiga, ada pemuda atau pemudi yang ingin menjadi dukun. Disini dukun berarti orang yang mempunyai kemampuanmenyembuhkan atau menyelesaikan masalah melalui cara-cara yang bukan logis. Ia ingin mengobati orang yang kesurupan, ingin berkemampuan memindahkan jin, ingin berkemampuan mengobati orang yang terkena guna-guna. Ia datang kepada guru yang diketahui orang mampu yamg mengajarkan demikian. Oleh sang guru, calon murid tadi diajari seperti kasus-kasus diatas tadi.
            Ada kelebihan yang patut diperhatikan pada pendidikan ini.pertama, gurunya tidak terlalu bamya bicara, tetapi contohlah yang banyak diberikannya. Kedua, pendidikan agama seperti ini dapat menjangkau murid yang liar, yang tadinya tidak terjangkau oleh mubaligh yang terkenal sekalipun. Untuk anak-anak nakal, apalagi penjahat, kelihatannya hanya lembaga pendidikan inilah yang mampu menjangkaunya. Sekolah, pesantren, dakwah, media massa, pengajian, dan lain-lain tidak mampu menjangkau mereka. Dengan demikina maka lembaga pendidikan ini perlu dipelajari dan perlu dibantu pengembangannya.
            Ada saran yang pelu disampaikan kepada perguruan tenaga dalam yang seperti itu. Pertama, hendaknya melengkapi diri dengan sarana peribadatan, musala misalnya. Disana penuntut ilmu dapat dilatih dan dibiasakan beribadat. Kedua, ada baiknya sang guru tenaga dalam memiliki pengetahuan agama yang – kalau mungkin – mumpuni. Bila tidak, secara teknis perguruan meminta bantuan guru-guru agama untuk mengajarkan agama secara teknis. Ketiga, murid-murid itu sebaiknya dicatat, diberi kartu anggota, diketahui alamatnya. Sewaktu-waktu dapat dipanggil untuk dimonitor perkembangan akhlaknya dan pengalaman agamanya, termasuk tenaga dalamnya.

1 comment:

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    ReplyDelete